Konsumsi daging olahan bisa tingkatkan risiko demensia
Konsumsi daging olahan seperti sosis, ham, bacon, dan daging asap telah lama menjadi bagian dari pola makan banyak orang di seluruh dunia. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko terkena demensia.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Leeds di Inggris menemukan bahwa orang yang mengonsumsi daging olahan secara teratur memiliki risiko demensia yang lebih tinggi daripada orang yang mengonsumsi daging olahan dalam jumlah yang lebih sedikit. Demensia adalah kondisi yang menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan memori, dan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 500.000 orang dewasa yang diperiksa selama periode 8 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi 25 gram atau lebih daging olahan setiap hari memiliki risiko 44% lebih tinggi terkena demensia dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi daging olahan dalam jumlah yang lebih sedikit.
Para peneliti mengatakan bahwa daging olahan mengandung senyawa yang disebut nitrat dan nitrit, yang dapat merusak sel-sel otak dan meningkatkan risiko terkena demensia. Selain itu, daging olahan juga mengandung lemak jenuh dan garam yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada otak.
Untuk mengurangi risiko terkena demensia, para ahli kesehatan merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi daging olahan dan lebih memilih sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan tahu tempe. Selain itu, mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan nutrisi penting seperti buah-buahan, sayuran, dan ikan juga dapat membantu menjaga kesehatan otak.
Meskipun hasil studi ini menunjukkan hubungan antara konsumsi daging olahan dan risiko demensia, para peneliti juga menekankan bahwa faktor-faktor lain seperti gaya hidup, genetika, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko terkena demensia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga pola makan sehat dan gaya hidup yang aktif untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah terjadinya demensia.